Sesekali
terlintas dikepala ini, betapa enaknya jomblo, kangen rasanya untuk menjadi
jomblo. Jomblo yang saya maksudkan disini sudah pasti tidak punya pacar atau sedang
sendiri, kalau kata jejaring sosial 'single', gak pake 't' lho ya. Tergantung
sudut pandangnya kalau menurut saya, jomblo itu enak atau tidak, mengasyikkan
atau malah menjenuhkan. Pada tulisan kali ini saya ingin membahasnya lebih
dalam, bukan karena terinspirasi dari @kplr, atau ingin menyudutkan salah satu
pihak. Hanya ingin mengutarakan pendapat mengenai yang namanya jomblo.
Mengapa
orang jomblo? Ada beberapa alasan atau lebih tepatnya penyebab. Saya ulangi,
ada beberapa REASON mengapa orang menjomblo. Khusus untuk kata reason saya
perjelas karena orang 'positif' akan berpikir reason, sedangkan orang 'negatif'
akan berpikiran excuse/alasan (akan kita ulas dilain kesempatan). Yang saya
ketahui hanya beberapa saja, kalau seandainya kurang silahkan ditambahkan.
1. Jomblo karena dia seorang
PLAYER
Atau
mungkin teman lebih mengenal dengan nama Playboy. Ada beberapa pria yang memang
terlahir dengan bakat ini. Bisa dengan wajah yang ganteng, penampilan menarik,
sampai cara bicara yang dikagumi wanita. Jelas bukan gue banget. Pria seperti
ini, biasanya lebih memilih menjadi jomblo, karena dengan masih single, dia
bisa mendekati semua wanita disekitarnya. Walaupun sebenarnya setelah menjalin
hubungan dengan satu wanita, para pria masih bisa mendekati wanita-wanita lain,
dengan sebuah resiko BESAR tentunya. Nah, dengan tetap menjadi seorang jomblo,
sebuah resiko tadi tidak akan ada.
Jomblo
karena seorang player ini, akan berhenti dari status kejombloannya disaat dia
sudah mengalami kejenuhan, jenuh karena kehidupannya begitu-begitu saja, jenuh
karena ooh ternyata wanita sama saja, atau jenuh SAMA wanita, mau coba sama
yang lain mungkin?
Tokoh
: Raffi Ahmad, Ariel Noah, Dhani Ahmad, Gede Puspa, Kiwil.
2. Jomblo karena dia TIDAK LAKU
Memang
sedikit vulgar kata yang digunakan, apalagi kalau ditambah tanda seru
diakhiran..hahaha.. Ini bukan bermaksud menghina ya teman, karena semua pria,
mungkin juga wanita, pasti mengalami saat-saat dimana dia tidak laku. Tidak
laku bisa jadi karena media promosinya tidak tepat, atau target marketnya
kurang jelas, dan terakhir mungkin kualitas produknya yang kurang bagus. Mirip
seperti ilmu desain grafis huh?
Media
promosi, saya ibaratkan mungkin bagaimana cara bicara, perilaku di depan
wanita, dan lainnya. Ini penting teman, tapi mungkin nomer tiga terpenting.
Karena ini semua bisa dilatih, bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik,
bagaimana cara berperilaku di depan wanita agar para cewe-cewe bisa takluk.
Target
market, ibarat wanita-wanita yang menjadi sasaran. Ini harus jelas teman, saya
katakan ini nomer dua terpenting, mencari perempuan yang menengah keatas?
Kebawah? Tengah-tengah? Oriental? Arabian? Javanese? Pendiam? Cerewet? Dan
segala macamnya. Karena kalau tidak jelas, akan berakibat semua tipe wanita
dikejar. Imbasnya, kesan yang diterima oleh orang sekitar adalah, pasti dia
bener-bener ndak laku, soalnya semua wanita dikejar-kejar.
Dan
yang terakhir Product Quality. Ini yang terpenting, ya ini ibarat diri sendiri.
Silahkan ngaca. Jelek, bukan berarti tidak bisa jadi Playboy, dan ganteng belum
tentu banyak ceweknya. Produk yang jelek, kalau di iklankan kepada target
market yang sesuai dan dengan media promosi yang tepat, pasti laku. Begitu juga
sebaliknya. Produk bagus, tidak diiklankan, siapa mau beli?
Jomblo
tidak laku ini akan berakhir disaat dia sudah paham akan ketiga aspek diatas,
dan menyesuaikan ketiganya sehingga dirinya bisa laku dan diterima oleh para
wanita. Atau bisa juga kejombloannya akan berakhir saat Tuhan sudah merasa iba.
Tokoh
: saya (duluuu..), Ringgo Agusrahman, bisa nambahin? Atau ada sukarelawan yang
mau saya masukkan namanya dsini?
3. Jomblo karena dia HOMO
Nah,
ini lain lagi ceritanya. Saya sering membincangkan tentang homo, gay dan
sebagainya, ini bukan bermaksud menghina mereka, justru sebaliknya. Saya ingin
lebih sering membicarakan hal-hal seperti ini, sehingga orang lama kelamaan
akan terbiasa dan akhirnya bisa diterima dimasyarakat.
Oke
back to jomblo karena homo. Saya punya beberapa orang teman yang memang secara
jujyur sob (logat mongol) dia mengakui bahwa dirinya homo. Bahkan atasan saya
di kantor dulu, jaman tahun 2006an, homo tulen, (sekarang beliau sudah wafat
semoga nyaman disisiNYA). Nah, para penyuka sesama jenis ini, mau tidak mau
akan mengatakan kepada orang-orang disekitarnya bahwa mereka jomblo. Walaupun
sebenarnya mereka sedang menjalin hubungan sesama. Karena kita tahu sendiri
masyakat Indonesia yang super kepo ya?! Karena kalau seandainya mereka bilang
sudah punya pacar, pertanyaan akan nyambung ke yang lain-lain. “Mana pacarnya
kenalin dong?” nahloo mau bawa cowok sebagai pacar? Kemudian bisa nyambung
pula, “kapan nih nikah, kan calon udah ada?” set dah, emang disini udah boleh
nikah sesama jenis?
Jomblo
ini agak sulit memprediksi kapan akan mengakhiri kejombloannya. Kecuali dia
memang sudah memutar haluan untuk kembali menyukai lawan jenis. Atau pilihan
kedua, hukum dan masyarakat di Indonesia sudah melegalkan yang namanya
pernikahan sesama jenis.
Tokoh
: Raditya Dika (mungkin?), Mongol (lebih mungkin?), mr.xxx, mr.yyy, mr.zzz.
(beberapa nama disamarkan agar tidak diciduk ormas yang suka ‘main’ sama hakim
sendiri.
4. Jomblo karena dia NYAMAN dengan
keJOMBLOannya
Ini
yang terakhir dari saya, jomblo yang dia memang nyaman dengan status jomblonya.
Jomblo yang seperti ini, sedikit mencurigakan teman. Dia nyaman memang beneran
nyaman, atau pura-pura nyaman, atau dia mengkondisikan supaya menjadi nyaman?
Beneran
nyaman ya mungkin karena dia jadi punya banyak waktu untuk fokus terhadap
pekerjaannya, sehingga tidak ada wanita yang mendadak minta dianter kesana
kesini, mengajak ngobrol ditelepon berlama-lama. Bisa fokus terhadap hobinya,
dan barang-barang keinginaanya tanpa dicampuri cara berpikir wanita.
Pura-pura
nyaman, ini berarti dia tidak benar-benar nyaman akan keadaan ini. Ini artinya
ada sesuatu yang ditutupinya, namun tidak ingin terlihat sedang menyembunyikan
sesuatu. Bisa jadi karena sebenernya dia ingin mengakhiri kejombloannya, namun
karena terdesak keTIDAKLAKUan akhirnya dia terpaksa harus menjomblo. Atau
sebenernya dia sudah punya pasangan, yang sejenis tapinya hehe, entahlah.. hanya dia
dan Tuhan serta sang suratma yang tahu.
Mengkondisikan
supaya nyaman, nah ini akan menjadi seperti agak dipaksakan. Dimana sebenarnya
dia sama sekali tidak suka dengan kejombloannya, tapi karena selalu menemukan
jalan dan gang buntu, maka mau tidak mau dia harus membuat kondisi jomblonya
menjadi nyaman. Kasihan sekali jomblo yang satu ini, tidak menutup kemungkinan
apabila dia tidak berhasil mengakhiri kejombloannya, maka dia bisa saja akan
memilih mengakhiri kehidupannya.
Itu
tadi empat tipe jomblo menurut pandangan saya, sekali lagi ini hanya opini
pribadi. Kalau teman anggap benar ya silahkan, kalau dirasa kurang tinggal
ditambahkan, kalau salah ya harap maklum. Tema ini sempat saya tweet, dan
mendapat respon dari beberapa teman yang akan saya tampilkan berikut ini.
Tweet
saya @indragede
“Jomblo itu antara Player, Tidak Laku dan Homo..."
Receiliart
@Marcia_no
“Atau jomblo itu lg ga pgn
dirempongin..”
IGB. Bayu Baruna A. @BayuBaruna
“jomblo itu
yg eeh.. itu loo.. yg gitu…trus meledak…”
Arini Hanindharputri @ririenzoro
“gpp jomblo
yg penting dy mencintaiku selamanya”
dangap-dangapTM @KPLR
“I bokir
ape orange :/”
Amie Indalone @AmieIndalone
“Jomblo +
Homo itu cuma KOPLAR”
Dan post kali ini saya tutup dengan sebuah quote yang menurut saya benar apa adanya.
jomblo itu, karena "Backstreet", dan emg "Lagi Gak Emut" ko CIIIPPUUNNNN... :P
ReplyDeleteBro santai bro.. kehidupan akan indah pada waktunya (koplar teguh)
Delete@adisuryawan
hoaaahahahaha... alibi alibiii...
Delete"WHEN YOU'RE SINGLE, ALL YOU SEE ARE HAPPY COUPLES.
ReplyDeleteWHEN YOU'RE TAKEN, ALL YOU SEE ARE HAPPY SINGLES."
Ini niih, iniii niihhh!!!
Kalau dipikir - pikir dulu aku jomblo karena trauma. Trauma dideketin cowok, sampe mepet, eh pas uda terbiasa malah suka sama orang terdekat. Dan itu terjadi tidak cuma sekali. Kasian kan aku.
Tapi syukur deh sama bapak brewok gembul yg satu ini (kok jijik ya) aku dicintai dan bisa mencintainya selamanya :)
cieeehhh cieeeehhhhh....
Delete