Semua orang
butuh yang namanya inspirasi. Biasanya dibutuhkan untuk memulai sebuah
pekerjaan, terutama pekerjaan yang menyangkut dengan kreatifitas, ide-ide
segar, dan outside the box. Seperti pekerjaan saya mungkin ya, seorang desainer
grafis dan pengajar. Menjadi desainer susah-susah gampang, susahnya saya sebut
dua kali dan gampangnya sekali, jadi kira-kira 60% susah dan 40% gampang.
Hahaha… Apalagi jadi pengajar, kalau ini sih gampang-gampang susah, gampangnya
yang dua kali.
Yang
menjadi masalah adalah si inspirasi ini kadang datang dengan sendirinya tanpa
diminta, datang tak diundang. Dan sialnya, kadang disaat kita butuh inspirasi
malah dia tak kunjung hadir di pikiran, betul?? Dulu ini adalah masalah utama
saya, tapi sekarang sudah tidak lagi (sekarang masalah utama adalah financial,
hehe). Menemukan inspirasi yang kita butuhkan sangat mudah, dan mungkin
sekarang saya sudah kelebihan inspirasi. Sampai-sampai malah waktu yang kurang
untuk mengolah semua inspirasi-inspirasi itu.
Dimana sih
saya mencari si inspirasi itu? Jadi begini, tanpa disengaja saya ternyata telah
memiliki dua lokasi yang benar-benar penuh oleh inspirasi. Tanpa disengaja
karena memang tidak direncanakan dan saya tidak tahu bahwa disana akan menjadi
lokasi inspirasi saya. Memang sejak dulu, lokasi-lokasi ini memang sering
memberikan saya inspirasi yang dibutuhkan. Namun baru beberapa tahun belakangan
ini saya benar-benar memanfaatkan lokasi inspirasi yang saya miliki ini secara
maksimum.
Lokasi
inspirasi saya yang pertama, adalah kamar mandi. Saya sebut kamar mandi karena
kesannya lebih enak didengar teman. Daripada saya sebut wc, atau toilet, hehe,
walaupun sebenarnya yang memberikan saya inspirasi adalah salah satu fungsi di
kamar mandi, yaitu klosetnya. Jadi disebuah benda unik berbahan porselen ini,
yang mana ada beberapa versi, ada yang duduk dan jongkok inilah lokasi
inspirasi pertama saya. Dan benda ini tidak berfungsi apabila saya pinjam milik
teman, atau milik saudara.
Pagi hari
adalah rutinitas yang biasa saya lakukan di lokasi inspirasi ini, kita sebut
saya dia ‘kloset’, bukan nama sebenarnya (nama aslinya TOTO). Sembari
berjongkok ria, menghisap sebatang rokok, pikiran akan melayang menuju ke
segala penjuru galaksi. Nah pada momentum ini, apabila hayalan tadi kita
sisipkan sebuah pertanyaan, otak kanan akan cepat berpacu untuk mencari
jawabannya.
Berikut 10
step saya menuju singgasana kloset.
- Bangun tidur, minum sebotol tanggung air putih.
- Ambil rokok dan korek, serta tidak lupa handphone.
- Ambil handuk jika diperlukan (kalau mau langsung mandi).
- Turun ke lantai bawah, sampai bawah sapa Goku dulu.
- Nyalakan sebatang rokok, taruh bungkus dan korek diatas kulkas.
- Masuk ke kamar mandi, taruh handphone di tempat sabun (dan gantung handuk kalau bawa)
- Buka boxer, gantung di belakang pintu (pintu tetap dibuka teman, kamar mandi ane gak ada ventilasi ;p ).
- Mulai jongkok
- Tunggu 15-30 detik sampai nafas tenang (kan turun dari lantai 2)
- Sesaat setelah kondisi nafas stabil, dan pikiran sedikit mulai menghayal, mungkin 3-4 hisapan rokok. Masukkan pertanyaan semisal “ada masalah nih, kira-kira gimana pemecahannya ya?” Jika momentumnya tepat, dengan cepat otak kanan akan merespon dengan hayalan yang menuju jawaban dari pertanyaan tadi.
Nah itu dia
lokasi inspirasi saya yang pertama. Saya yakin diantara teman pasti ada yang
sama dengan lokasi ini, mungkin hanya stepnya yang berbeda. Kalau saya ada
rokoknya dulu, mungkin teman ada yang salto dulu, atau makan bak mie dulu. Saya
tidak hanya melakukannya di pagi hari teman, saat diperlukan saya tidak ragu
untuk menuju singgasana kloset. Saat pikiran mumet, tidak mampu berpikir dan
butuh inspirasi, saya langsung kesana. Tentunya untuk yang jam diluar pagi hari
pintu kamar mandi akan ditutup rapat.
Kemudian
lokasi inspirasi yang kedua adalah jalan raya. Ya, jalan raya dimanapun, bisa
menjadi tempat yang mendatangkan inspirasi buat saya. Bukan maksudnya
nongkrong-nongkrong di pinggir jalan. Jadi keadaan sedang mengendarai sepeda
motor. Entah dari mana menuju kemana, apabila kondisi jalan lenggang dan
santai, bisa memicu saya untuk berinspirasi. Seperti dari rumah menuju tempat mengajar
misalnya. Memulai perjalanan pukul 06.30 dengan start dari daerah pinggiran
Denpasar, jalanan masih bisa dikatakan sepi (lebih tepatnya lancar, walaupun
banyak kendaraan seliwar-seliwer). Dengan motor yang hanya wajib dipacu 50
km/jam untuk menjaga keawetan bensin, paling cepat 30 menit sampai ditujuan.
Nah selama 30 menit kurang itulah saya berhayal. Mungkin tidak sepanjang
perjalanan, namun sebagian besar waktu saya habiskan untuk menghayal dan
bertemu dengan inspirasi.
Berikut
langkah untuk lokasi inspirasi berikutnya.
- Panaskan mesin motor + 5 menit.
- Cek SIM dan STNK apakah masih ditempatnya.
- Cek lampu depan, sein, lampu belakang dan spion.
- Cek tekanan ban (kali aja ban bocor atau mungkin ketinggalan dimana gitu..)
- Kenakan jaket dan helm.
- Ambil posisi duduk di atas motor yang nyaman (jangan miring, kedepan/kebelakang/kesamping).
- Jangan lupa naikkan tuas standar samping (kalau matik Honda ndak mau idup tu mesin)
- Masuk ke badan jalan dan jangan dulu mulai menghayal!
- Pastikan jalanan aman dan santai, set up alam bawah sadar ke tempat tujuan.
- Setelah semuanya aman, jalanan lancar, biarkan alam bawah sadar yang mengendalikan motor dan mulailah menghayal. Nah kejadian seperti ini biasanya tidak pernah saya mulai, karena kebanyakan menghayal dengan sendirinya dan bertemulah dengan si inspirasi. Biasanya otak kanan saya mulai berhayal disaat jalanan mulai sepi dan membosankan.
Tapi
sebenarnya untuk yang satu ini tidak saya sarankan untuk dicoba oleh teman
sekalian. Karena apa? Ya karena berbahaya teman. Saya sendiri masih kurang
paham kenapa bisa. Jadi selama saya menghayal, kendaraan masih tetap jalan dan
disaat saya udahan dengan lamunan dan inspirasi saya, kembali pikiran saya ke
jalan, eehh kok sudah sampai disini ya. Nahloo?
Mungkin ada
diantara teman yang suka berhayal juga di jalan seperti saya?
Kedua
lokasi kedua penuh inspirasi ini biasanya saya gunakan disaat baru saja selesai
meeting dengan klien misalkan. Jadi di jalan akan kepikiran apa saja briefing
yang barusan dibahas dan mulai mencari-cari ide dan inspirasi guna memenuhi dan
sesuai dengan keinginan klien. Dan enaknya begitu sampai di rumah, saya sudah
dapat ide akan apa yang harus saya buat didasari oleh briefing tadi, sehingga
saya langsung bisa kerjakan tanpa harus berpikir keras lagi.
Dan itulah
kedua lokasi inspirasi yang saya biasa gunakan. Entah memang untuk menghayal
mencari ide atau hanya sekedar menghayal-hayal memuaskan otak kanan. Bagi saya
tidak perlu pergi jauh ke desa, ke tempat-tempat yang tenang dengan pemandangan
indah untuk mencari inspirasi. Cukup ditempat yang kita gunakan sehari-hari
seperti kamar mandi dan jalan raya feat. motor sudah bisa. Kecuali nanti saat
sudah menjadi desainer super mega senior dan ultra kaya raya, mungkin saya akan
seperti itu. Ada kerjaan bikin vector nih, wah saya harus ke villa saya di
Lembongan biar tenang dan dapet inspirasi… hahahaha…
No comments:
Post a Comment