Kendaraan, adalah sebuah alat transportasi yang bisa mengantarkan kita
dari satu tempat ke tempat lainnya. Umumnya dapat dibagi menjadi tiga kategori,
kendaraan darat, laut serta udara. Di udara ada pesawat terbang, helikopter,
balon udara dan lainnya. Laut, ada kapal ferry, sampan, jukung, kano, dan
sebagainya. Sedangkan di darat lebih banyak lagi. Ada kereta api, bus, truk,
mobil, motor dan masih banyak lagi.
Formal sekali kata-katanya, sudah seperti buku pelajaran anak SD.
Hahaha. Yang ingin saya bahas kali ini sebenarnya kendaraan-kendaraan yang
pernah kawan kendarai atau dimiliki. Baik yang milik sendiri atau yang sering
dipakai bersama.
Iseng aja sih. Melihat perkembangan kendaraan, terutama sepeda motor
mulai PARAH teman. Karena hampir setiap tahun selalu saja ada sepeda motor
baru. Tahun ini Honda launching, tahun depannya Yamaha, dan kadang ditahun yang
sama dan hampir bersamaan mereka meluncurkan produk baru. Belum lagi merk-merk
lain seperti Suzuki dan Kawasaki.
Ya sudahlah, itu kan urusan mereka mau bikin berapa motor setahun. Mau
motor yang bener-bener baru kek, atau motor lama yang cuma ganti stripping.
Tinggal pelanggan mau beli atau tidak. Kalau gak ada yang beli, ntar juga
bangkrut kayak merk Kymco. Hehe, maap bagi punya. Tapi Kymco fenomenal lho,
banyak anak muda yang pake kok sekarang, jadi tren malah... Helemnya doang
tapi.. Hehe..
Okay, daripada yang punya Kymco makin panas. Kita bahas motor-motor yang
pernah singgah di kehidupan saya. Cieehh..
1. Honda C70 (seven C block)
Gambar nyomot di Wikipedia, 1972 Honda Supercub C70 |
Saya bilang ini adalah motor legend, selain memang pemiliknya adalah
seorang LEGEND. Motor kepunyaan Ngkong inilah yang mengajarkan saya naik motor.
Diawali dulu dengan putar-putar pekarangan rumah, lalu jalan perumahan dan
akhirnya kebut-kebutan di jalan besar. Tapi ngebut-ngebutnya ya tetap slow, kan
motor cc kecil dan gigi cuma tiga. Udah tua pula, paling banter kencengnya 60
km/jam.
Warnanya merah, semua partnya masih orisinil, cuma rada bekarat aja.
Mungkin ini motor bersejarah buat Ngkong, mungkin lho ya, saya gak berani
nanya. Sewaktu kecil, masih TK kalo gak salah, Ngkong sering atraksi dengan
motor ini. Jadi saya sedang dibonceng Ayah, lalu dikejar Ngkong dan kami
berjalan beriringan. Sesekali Ngkong akan melepas tangannya sambil bergaya seperti
memegang senapan mesin, dan menembak saya.
2. Honda Supra 110
![]() |
Teman pasti tahu Honda Supra kan? Tapi stripingnya macem-macem, punya paman yang model ini nih.. |
Saya masih SMP waktu itu, dan menurut peraturan lalu lintas umur segitu
belum boleh bawa motor dijalan raya. Motor ini milik Paman yang bekerja di
Surabaya. Sewaktu pulang dia beli motor ini dan belum sempet dibawa kesana.
Jadi ane yang pake ini motor. Namanya juga anak SMP, tidak ugal-ugalan sih,
hanya insting dan reflek belum benar-benar terlatih dengan kondisi jalan raya.
Alhasil saya menabrak bemper belakang sebuah angkot karena ngerem mendadak. Dan
terjadilah aksi kejar-kejaran, saya takut karena telah menabrak dan kabur, lalu
dikejar oleh si angkot. Untung saya masih ada darah keturunan pembalap kayak
Valentino Rossi, jadi bisa lolos. Namun ujung motor tetep lecet karena nabrak tadi.
3. Piaggio Vespa PX150
![]() |
Bukan gambar sebenarnya, nemu juga di forum piaggio Itali |
Warnanya hijau lumut gelap metalik. Milik Ayah yang sebelumnya sih
berwarna merah tua. Waktu itu dirumah sepi, kalo gak salah ditinggal kondangan.
Tersisa saya sendirian, nonton tv bosan, tidur siang badan pegel-pegel udah seharian
di kasur. Dari ruang tamu, lirik ke garasi, eh.. ada vespa nganggur. Yaudah,
sekalian belajar motor kopling manual, masih SMP juga waktu itu.
Berputar-putarlah saya dipekarangan rumah Ngkong yang lumayan luas.
Kira-kira bisa parkir tujuh mobil sekaligus, hampir selapangan basketlah
kira-kira. Bawa vespa sih gampang, yang susah adalah menghidupkannya. Dengan
kapasitas mesin rada besar, 150 cc, lumayan berat untuk menghidupkannya dengan
engkol kaki. Belum lagi kalau salah pijakan, kaki yang jadi sasaran empuk buat
dipental besi starter kaki. Tapi lain cerita kalau udah tau celahnya, akan
mudah sekali.
4. Piaggio Vespa Super 150 th '77
![]() |
Nomor dua dari kiri dan nomor tiga dari kanan |
Ini motor pertama saya! Waktu itu kelas dua SMA, lagi di mobil berdua
sama Ayah entah mau kemana saya lupa. Saat berhenti di lampu merah, tepat di
depan mobil kami ada sebuah motor matic merk Sanex. Nyeletuklah si Ayah,
"eh ndra, beli motor begituan aja gmn? Buat kamu pergi sekolah.."
Daaann.. dengan semangat sentosa jawab, "daripada motor itu mending Vespa
lahh..". Waktu itu sih cuma celetukan supaya gak dibeliin matic china itu.
Memang matic model gitu sedang booming sih, tapi saya ragu kualitasnya. Laaah..
Malah si Ayah menganggap kata-kata saya tadi sebagai sebuah keseriusan. Dan
besoknya, sudah ada vespa baru di garasi, second hand sih, tapi masih mulus,
terutama mesinnya. Diawali dengan sedikit terpaksa, tapi lama-lama jadi jatuh
cinta.
Gak hanya ke sekolah, kemana pun saya bawa vespa ini (yaiyalah, punya
cuma satu ini, mau bawa yg mana lagi?). Mulai dari ke pantai, sampe ke pasir.
Ke gunung, sampe ke kebun kebun kopi. Ke danau, sampe off road menuju tepi
danau. Biasanya sih kalau jalan kemana, pasti rame-rame. Paling nggak enam
sampai tujuh motorlah. Dan saya pasti kebagian jadi Sweeper, maklum, walau
dibekali mesin 150cc, topspeed cuma bisa 70km/jam. Lebih dari itu, bodinya
getar semua kayak jogetnya LMFAO, udah tua sih, wajarlah ya. Tapi satu yang
jadi keunggulan, tarikannya mantap. Tanjakan seberapa pun gak jadi soal.
Sampai-sampai sempat patah sok depan, karna keseringan wheelie..hehe..
5. Suzuki Shogun 125
![]() |
Persis! Tapi bukan ini yang saya pake, foto nemu di google.. hehe |
Kebiasaan bawa vespa, dikasih motor mak nyus langsung deh explore top
speed. Ceritanya waktu lulus SMA, pindah ke denpasar dan tinggal sama Tante,
adiknya Ibu. Di garasi nganggur sebuah Shogun biru hitam, lantaran Tante dan Om
pakai mobil masing-masing, anak-anaknya (sepupu saya) masih kecil, jadi dianter
jemput. Nah, nggak kepake kan motor itu, daripada rusak karena diem, ya sudah
saya yang bawa. Malahan saya disuruh pulangin si Vespa ke kampung, trus pakai
aja Shogun itu.
Bulan pertama bawa motor ini, masih biasa, pedekate dulu. Bulan kedua
baru hajar, langsung cari bypass sambil ngapalin jalan. Ketemulah bypass Ngurah
Rai, siang-siang agak sepi, langsung kebut..hehe.. Lama lama jadi kecanduan
nih, tiap hari kemana mana selalu ngebut. Paling asyik waktu pulang ke
Singaraja. Setelah cek segala keamanan motor, lampu, rem, dll. Langsung joss,
nyampek cuma satu jam tujuh belas menit (sampai sekarang rekor belum bisa saya
pecahkan). Serunya lagi jalan di daerah Gitgit, setelah puncak monyet-monyet
kalau dari Denpasar. Pernah nonton pelem Initial D? Jalannya seperti itu,
menuruni bukit dan berliku. Orang-orang ngebut disini, termasuk saya,
lika-likunya mirip sirkuit dan aspalnya bagus. Rekor saya dari puncak monyet
sampai rumah adalah dua puluh satu menit. Itu udah gas poll dan motor udah
rebah-rebah kayak motogp (dulu masih berani, sekarang kayaknya enggak).
Dan dua tahunan setelah kebut-kebutan dengan Shogun, saya kena batunya.
Berangkat dari kampung jam empat pagi, seperti biasa, ngebut. Matahari mulai
terbit dan hampir sampai Denpasar. Daaaannnnn mesin mledukh! Masih bisa jalan
dan di gas, tapi bunyi klotok-klotok parah. Beberapa saat kemudian mati total.
Akhirnya saya telpon Galih Rakasiwi untuk jemput dan dorong sampai bengkel
resmi Suzuki di Denpasar. Setelah dibongkar, kepala piston hancur dan harus
ganti. Nginep deh si Shogun tiga harian, menghabiskan dana tujuh ratus ribuan..
It's a Karma bro.
6. Honda Vario CBS Techno 110 th'2009
![]() |
Sudah berkali-kali berubah ubah modifikasi hehehe... |
Pariwisata di kawasan Lovina mulai membaik, berpengaruh pada
perekonomian keluar kecil kami. Mengetahui saya suka kebut-kebutan, Ayah
menyuruh saya mengembalikan motor Shogun pada Tante. Trus saya naik vespa lagi?
Ooh tidak, saya dibelikan motor baru. Waktu itu saya ingin Vixion, tapi tidak
sampai merengek rengek. Ya bawa shogun aja kebut-kebutan apalagi vixion. Setelah
meeting kecil keluarga, Ayah memutuskan membelikan saya Vario Techno, biar gak
bisa ngebut katanya. Akhirnya, tabungan saya ditarik dan ditambahin duit Ayah. Jadilah
sebuah Vario Techno Violet edisi pertama.
Bangga rasanya bawa motor paling beda. Jalan sengaja pelan-pelan, selain
karena gak dibolehin ngebut, juga biar orang-orang pada ngelirik..hehehe.. Dan
ini otomatis teman, jadi tinggal gas rem gas rem. Ya untuk di dalam kota
Denpasar, motor matic nyaman sekali. Kedua kaki santai, tidak perlu injak gigi
dan injak rem, semua kendali ada di tangan. Apalagi tahun itu memang saya
sedang merintis karir (cieeehhh...). Ya, karir sebagai freelance graphic
designer. Jadi harus kemana-mana dengan cepat dan tepat waktu. Beberapa kali
sangat membantu disaat saya harus mengantar barang yang ber dus-dus. Matic
gituloo...,
Dan sekarang motor ini udah dicontinue a.k.a tidak diproduksi dan dijual
lagi. Padahal baru dua tahun beredar. Baiknya buat saya, motor jenis ini jadi
sedikit di jalan, karena orang udah gak bisa beli baru lagi, cuma yang second
hand. Berita buruknya, saya takut spare partnya gak ada lagi. Kalo mesin, ban
dll sih masih sama dengan Vario lama. Tapi body, stripping dan lampu gimana
nih? Mudah-mudahan aja masih dijual sama AHM.
7. Beli motor apa yaa..???
![]() |
depan : MV Agusta - Suzuki - Yamaha belakang: Honda - Kawasaki - Ducati |
Setelah enam jenis motor saya bahas diatas, rasanya ada yang kurang.
Yaudah saya bikin tujuh aja biar kayak On The Spot Trans 7 hehehe.
Yang ketujuh kayaknya motor berikutnya yang kira-kira akan saya miliki.
Seperti yang saya bahas diawal tulisan, semua ATPM menggempur pasar dengan
produk-produknya. Mau tidak mau, saya pasti melirik yang mereka luncurkan. Dan
itu menggali kembali impian saya dulu yang belum kesampaian. Punya motor lakik,
biar lebih LAKIK..hahaha..
Tapi melihat pilihan yang ada, membuat frustasi, saking bingungnya.
Kemarin sempet yakin untuk ambil Honda CB150R Streetfire, dengan alasan
topspeed. Baca baca di blog dan forum, malah bikin ragu. Ternyata ada bunyi
klotok-klotok di mesin si CB. Oke saya pindah dan yakin dengan Vixion
Lightning, karena mesin memang terbukti awet dan teknologinya canggih. Sudah ke
dealer, ingin lihat secara langsung dan coba naikin. Eh dimana mana gak ada,
katanya begitu barang dateng langsung dikirim. Gak mau beli kucing pake celana
dalam karung dong, saya taruh nomer hp kalau barang ada akan dihubungi. Belum
lagi dihubungi dealer Yamaha, keyakinan malah pudar lagi. Masih karena baca di
blog dan forum. Honda gak cukup hanya dengan CB150R Streetfire, akan
dilaunching Tiger baru yang katanya 250cc dan satu lagi CB150R yang mesin dan
rangka sama, tapi penampilannya lebih gagah.
Walah malah makin bingung neh. Ya sudahlah, saya tunggu saja semua motor
di launch dulu. Baru nanti dipilih yang sesuai selera, kebutuhan dan keuangan.
Sambil menunggu mari kita tetap bekerja. Kumpul-kumpulin duit biar DPnya makin
gede, kan makin cepat lunasnya. Walah hampir lupa, cicilan Mac Book masih tiga
kali lagi. Bayar itu dululah, baru tambahin tabungan buat DP motor. Kali aja
bisa terkumpul sampai beli motornya bisa cash..hehehehe..
Jabat Erat,
Indra Gede
Pesan sponsor.
"Ini silsilah motorku.. Mana silsilah motormu?"
Luar biasa, aku jadi kangen motor pertamaku si Supra Ijo (Paijo)
ReplyDeletewakakaka.....saya dulu punya Kymco...sedikt Panas dengarnya...
ReplyDeletehehehe.. yang diatas juga punya kymco dia gan... kayaknya dia lebih panas dengernya... hihihi
Deletewakakakaak, iya suamiku punya Kiko (nama si Kymco). Dan masi awet. Harus punya mobil dulu baru dia bisa istirahat.
ReplyDelete